02/12/08

CERPEN

Cerita Dari Metromini
Kulangkahkan kakiku menaiki metromini, segera kuletakkan pantatku lalu kusandarkan punggungku, ku hembuskan nafas dalam-dalam, aku lelah. Semalam aku tidak tidur karena menggambar peta tematik, dikampus aku "teler" menggambar lagi.
Diatas metromini aku sendirian menikmati perjalanan ibu kota yang sumpek. Metromomini menepi ke kiri, seorang ibu hamil naik dengan hati-hati. Tangannya memegang pinggir pintu metromini, tampak susah ia naik. Kupandangi ibu ini, aku berspekulasi, mungkin ia sudah 9 bulan mengandung tapi kasihan ia pergi keluar rumah tanpa suaminya, bagaimana kalau ia tiba-tiba melahirkan, bisa gawat jadinya.
Selang 10 menit, metromini kembali berhenti, seorang gadis kecil berkerudung naik sambil tersenyum. Ibu yang ada dibelakangnya nampak khawatir menyaksikan kelincahan anaknya. Diatas metromini gadis kecil ini tidak berhenti bercerita tentang pengalamannnya disekolah, ibunya dan ibu hamil tadi tersenyum mendengarkannya. Mungkin karena ibu yang punya anak ini pernah merasakan hamil sedang ibu yang hamil tadi sudah tidak sabaran ingin menimang bayi hingga membuat mereka berkenalan dan cepat akrab.
Jarak antara rumah dan kampusku harus ditempuh selama satu jam setengah, biasanya aku bosan. Tapi, akhir-akhir ini waktu yang ada diatas metromini serasa tidak membosankan lagi karena kupakai sebagai waktu istirahat. Jujur, hanya diatas metromini aku sukar menggambar peta.
Selama setengah jam, metromini melaju tenang diatas aspal yang bagai permadani hitam memanjang seolah tak ada batas. Tiba-tiba metromini berhenti, dua orang perempuan siswa SMU naik sambil tertawa.
Diatas metromini, tiada hentinya ia ngobrol tentang pacarnya, gosip dan mode yang lagi ngetrend. Aku geleng-geleng kepala, bagaimana negara ini bisa maju kalau rata-rata siswa SMU yang selalu kudapati diatas metromini hanya mengobrolkan "sampah".
Metromini berhenti di halte menunggu penumpang. Samar-samar telingaku mendengar nyanyian potong bebek angsa gadis cilik tadi sambil mengamati sepasang sejoli yang sedang beradu mulut. Perempuan itu menunjuk-nunjuk muka laki-laki yang ada didepannya. Plak....kk, perempuan itu menampar laki-laki yang ada didepannya lalu berlari naik ke metromini. Ia berlinang air marta. Aku dan penumpang yang lain heran memandang peristiwa tadi.
Aku menduga perempuan ini diputuskan pacarnya. Tapi penyebabnya aku tidak tahu, apa karena perempuannya nyeleweng atau karena terjadi hamil diluar nikah lantas laki-laki meminta agar pasangannya mengugurkan kandungannya saja . Belum cukup 10 meter metromini berjalan, tiba-tiba terdengar ringtone lagu menangis semalamnya Audy. "Koq bisa pas gitu yah?" celutukku dalam hati. Perempuan itu berbicara menggunakan bahasa inggris melalui telepon. Ternyata dugaanku benar, perempuan hamil diluar nikah lalu diminta untuk menggugurkan kandungannya. Dalam masalah ini laki-lakinya pecundang atau perempuannya yang goblok.
Metromini berhenti didepan sebauah Perguruan Tinggi Swasta. Seorang perempuan naik. Karena pintu metromini yang rendah, perempuan itu naik dengan membungkuk hingga bagian atas celana dalamnya kelihatan karena bajunya yang kependekan atau jeansnya yang mau dinaikkan sedikit.
Bodynya yang tinggi semampai, wajah putih, halus, mulus, rambut rebonding panjang tergerai di tambah busananya yang sexy membuat mata tiap mata cowo normal yang memandangnya jadi "segar"
Kalau tidak salah perguruan tinggi swasta yang tadi dilalui terkenal dengan "campus fried chiken"-nya, apa mungkin salah satunya adalah cewe' ini?. cewe ini duduk membelakangiku tapi tak pernah sekalipun ia menarik turun sedikit kemejanya untuk menutupi bagian atas celana dalamnya yang berwarna biru laut dan menutup sedikit lubang yang tersingkap yang memperlihatkan sedikit tepi atas buah dadanya. Apa ia tidak malu ataukah tidak merasakan keberadaan ku dibelakangnya sebagai seorang laki-laki normal?.
Akhirnya sampai juga metromini tepat didepan lorongku. Setelah memberikan dua lembar uang seribuan aku berjalan gontai menuju rumah yang jaraknya kira-kira 20 m lagi. Sementara kakiku berjalan pikiranku masih melayang tentang orang-orang yang kutemui di metromini tadi. Apa mungkin dua perempuan siswa SMU tadi akan terjebak pada dunia pacaran yang menurutku hanya bentuk lain dari sex bebas. Lalu anak SMU tadi akan mengalami seperti perempuan yang menangis tadi. Terlanjur basah, lebih baik jadi wanita panggilan, ayam kampus atau PSK kelas jetset, mumpung wajah cantik dan tubuh sexy. Bosan, lebih baik jadi istri simpanan pejabat, pengusaha, anggota legislatif, pokoknya om-om yang punya banyak duit. Lalu hamil kemudian melahirkan anak gadis yang kemudian akan menjadi seperti itu lagi.(ABBA)


Tidak ada komentar: